Barangkali ini akan menjadi museum teraneh di dunia.
Sebuah museum dengan koleksi mayat yang dikuliti dan diawetkan, yang
digagas oleh suami-istri Gunther von Hagens dan Angelina Whalley, baru
saja dibuka pada Rabu (18/2). Cukup menarik, tapi siapkan adrenalin untuk mengunjungi musem mayat di Berlin ini!
Bagi yang mengenal Gunther, inisiatifnya mendirikan museum mayat ini mungkin sesuatu yang aneh. Pria yang dijuluki sebagai Dr Death alias “dokter kematin” ini sebelumnya pernah mengadakan pameran kontroversial bertajuk “Body Worlds” dengan cara berkeliling dunia sejak 1995 dan menarik sekitar 40 juta pengunjung.
Jika sebelumnya Gunther dan istri harus bekeliling dunia untuk
memamerkan “karyanya”, maka museum mayat di Berlin ini akan menjadi
galeri permanennya. Museum ini terletak di depan menara televisi Berlin
di Alexanderplantz, yang luasnya mencapai 1.200 meter persegi.
Saat ini, di dalam museum mayat itu terdapat 20 mayat yang dikuliti
sehingga tampak otot, organ, pembuluh darah, dan tulang. Sebelumnya,
mayat-mayat itu disuntik dengan karet silikon dan resin (dikenal dengan
proses “plastinasi”) supaya tetap awet. Koleksi-koleksi itu disusun dalam
posisi laiknya manusia hidup: duduk, peregangan, dan melakukan
olahraga.
Sementara itu Whalley mengatakan, dengan mendatangi pameran,
pengunjung akan mendapatkan perspektif baru pada tubuh dan gaya hidup.
“Beberapa orang mengatakan bahwa mereka tidak akan menyepelekan tubuh
mereka lagi,” katanya seperti yang dikutip dari Reuters.
Dalam survei yang dilakukan terhadap pengunjung enam bulan setelah
mengunjungi pameran tersebut membuktikan, 9% telah berhenti merokok, 23
persen melakukan lebih banyak olahraga, dan 30 persen makan lebih sehat.
Berkunjung ke museum tersebut ternyata berpengaruh terhadap pola hidup
manusia.
Meski demikian, tidak semua orang mendukung keberadaan museum mayat
itu. Pemerintah Daerah setempat menganggap bahwa pameran itu melanggar
undang-undang pemakaman lokal dan larangan memamerkan tubuh. Pemda juga
mencoba untuk melarang pameran tersebut pada Oktober tahun lalu, tapi
Gunther berhasil memenangkan perkara tersebut.
Detlef von Wagner, 61, menganggap pameran di museum mayat ini sebagai
bagian dari karya seni. Ia juga setuju jika suatu saat tubuhnya
diplastinasi, tentu saja setelah ia meninggal. Menurutnya, ia tidak
ingin hanya membusuk atau terbakar. “Plastinasi adalah seni. Orang-orang
membayar untuk melihat tubuh Anda di sebuah pameran.”