Sabtu, 04 Juli 2015

Anak Indigo di Indonesia

Di belahan dunia manapun, indikasi seorang anak memiliki kemampuan indigo sudah banyak ditemukan. Namun, di Indonesia fakta keberadaan anak indigo ini masih sulit dikenali karena jumlahnya yang masih sedikit. Hal ini menyebabkan negara belum menaruh perhatian lebih kepada mereka sehingga tak ada satupun sekolah khusus yang dibangun untuk anak-anak indigo. Padahal, mereka memiliki kelebihan dibanding anak lainnya. Namun, dalam konteks apa sebenarnya istilah indigo atau indra keenam itu bisa dipahami?

Indra keenam adalah kondisi di mana perkembangan kejiwaan seseorang menjadi lebih progres dari perkembangan fisiknya. Dalam istilah teknis, indra keenam sering disebut Parapsikologi atau Extra Sensory Perception (ESP). Umumnya manusia dianugerahi lima jenis indra yang membantunya menangkap informasi dan merespons hal-hal di sekitarnya. Kelimanya dikenal dengan panca indra yang terdiri atas indra penglihat (mata), indra peraba (kulit), indra pembau (hidung), indra perasa (lidah), dan indra pendengar (telinga).

Namun pada kenyataannya, banyak orang meyakini tentang adanya sebagian manusia yang memiliki indra keenam. Karena selain kelima indra yang dimiliki manusia pada umumnya, sejumlah orang yang mampu menerima stimulus dengan penginderaan yang orang lain tak mampu tangkap, dinilai sebagai orang dengan kemampuan indra keenam tersebut.

Anak indigo kerap lihat arwah gentayangan ?

Selain karakteristik dari orang-orang yang memiliki indra keenam, ada juga satu tipe yang biasa dikenal dengan istilah Indigo. Indigo adalah gejala yang biasanya dimiliki anak-anak, dengan maturitas, kecerdasan dan kebijaksanaan berbanding terbalik dengan usianya.

Awalnya, indigo merupakan kata yang berasal dari bahasa Spanyol, yang berarti nila. Nila merupakan sebuah kombinasi warna yang berada di antara gradasi warna biru dan ungu. Hal ini terkait dengan warna aura yang biasanya dimiliki oleh mereka dengan bakat indigo tersebut.

Seorang anak bisa dikatakan berkemampuan indigo jika ia memiliki indra keenam, IQ di atas rata-rata, serta kebijaksanaan yang biasanya belum ditemui pada bocah seusianya. Dalam kapasitas sama seperti mereka yang memiliki indra keenam, anak indigo ternyata memiliki kesulitan tersendiri, di mana kerap melihat arwah gentayangan setiap hari.
Bahkan seringkali mereka dianggap aneh, karena suka berbicara sendiri. Padahal, kemampuan indranya dalam berkomunikasi itu sedang melakukan mediasi pada sebuah sumber, yang tidak mampu ditangkap orang lain di sekitarnya. Sebagian anak indigo bahkan diketahui bisa melihat masa lalu dan masa depan. Namun sayangnya, bagi mereka yang belum mengetahui klasifikasi dan ciri-ciri anak yang dianugerahi bakat itu, seringkali salah mempersepsikan bahwa anak indigo menderita autis maupun hiperaktif.

Menjadi Anak indigo sebenarnya anugerah atau musibah?

Kecenderungan seorang anak yang memiliki kemampuan Indigo, seharusnya ditanggapi dengan positif. Mereka yang lahir dengan bakat demikian bukan berarti menderita sesuatu keanehan, hanya diperlukan pemahaman lebih terhadapnya. Dinamika intelektual yang begitu dahsyat dialami anak indigo, sejatinya diiringi dengan dukungan penuh lingkungan di sekitarnya. Namun karena kurang pahamnya sebagian orang sehingga menganggap anak-anak yang memiliki kemampuan tersebut sebagai bocah aneh dan kerap melakukan penolakan terhadapnya.

Hal ini lantas saja menjadi salah satu permasalahan yang harus dipahami lingkungan di sekitar anak indigo tersebut. Karena jika tidak, bukan tidak mungkin anak indigo tersebut akan mendapat tekanan secara sosial yang sungguh memberatkan disaat dirinya justru butuh untuk dipahami oleh sekitarnya.

Penolakan dan kurangnya pemahaman dari lingkungan di mana anak indigo itu berada, bisa membuat hari-harinya dipenuhi oleh pemikiran-pemikiran yang mendesak. Ia juga berpotensi mengalami susah tidur dan penglihatan-penglihatan yang mengganggu pikiran serta perasaan akibat ketidaksinkronan lingkungan serta pribadinya.

Hampir semua anak dengan indigo biasanya pernah mengalami sakit kepala yang hebat. Penyebabnya adalah proses berpikir yang keras, tanpa dikehendaki, ditambah banyaknya ambisi melakukan sesuatu namun berkebalikan dengan sumber daya dan kapabilitas yang ia miliki.

Pikiran terlalu luas dalam memasuki hal-hal yang tidak bisa disentuh oleh pemikiran manusia pada umumnya, juga kerap membuat mereka menderita sakit kepala tersebut. Kondisi ini sangat mengganggu para anak indigo, karena mereka memerlukan energi besar dan proses berpikir yang berat dalam menghadapinya.

Sejumlah ahli psikologi bahkan berpendapat, anak indigo harus belajar untuk sering berkoneksi dengan Tuhan secara lebih intensif, dan berpasrah diri dengan segenap jiwa kepadaNya.

Anak-anak Indonesia ini dianugerahi kemampuan indigo

Anak indigo cenderung memiliki pikiran terlalu luas dalam memasuki hal-hal yang tidak bisa disentuh oleh pemikiran manusia pada umumnya. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan karena mereka memerlukan energi besar dan proses berpikir yang berat dalam menghadapinya. Kondisi ini makin parah karena ada beban sosial yang kerap diderita anak indigo, dijauhi dalam pergaulan teman sebayanya. Hal ini terjadi karena dia lebih sering menjadi 'orangtua' bagi teman-temannya tersebut.

Peringatan-peringatan, nasihat dan larangan-larangan yang kerap membuat temannya merasa jengkel, membuat mereka menjauh dari anak indigo tersebut.

Bagi para orangtua dan guru, anak-anak indigo hendaknya dipahami karena mempunyai kondisi kejiwaan yang khusus. Pemahaman orang-orang di sekitar atas keadaan mereka, akan sangat membantu penyembuhan luka batin. Ini cerita tentang anak Indonesia yg berkemampuan selayaknya anak Indigo :

Irvanda Dzulkarahman, Irvanda atau biasa disapa Ipang, dikenal sebagai anak gemar berbicara dengan sosok yang tidak tampak. Yang mengerikannya, Ipang kerap meminta pintu dan jendela rumah atau kamarnya untuk dibuka karena 'teman-temannya' banyak mau mampir ke rumahnya.

Sebagai anak kecil, Ipang bersikap dan bicara layaknya orang dewasa. Bahkan, dia seringkali menasihati orangtuanya dan mengaku malas berteman dengan anak kecil sebayanya. Karena itu, oleh lingkungannya Ipang dikenal juga sebagai seorang anak kecil yang justru lebih suka bergaul dengan orang dewasa.

Ipang juga tergolong sebagai anak kecil yang sangat cerdas. Bahkan kecerdasannya itu kerap membuatnya merasa jenuh saat menerima pelajaran, yang menurutnya hanyalah pelajaran bagi anak-anak kecil. Sementara dia butuh kapasitas pelajaran yang memang menarik minatnya.

Selain itu, Ipang diketahui memiliki kemampuan menebak sesuatu dengan keakuratan yang tinggi. Bahkan saat di mal, dia langsung bisa mengenali seorang laki-laki sebagai copet dan mengejarnya.

Ario Handyojati. Anak-anak indigo seringkali dikaitkan dengan keyakinan reinkarnasi. Ario Handyojati adalah salah satunya. Anak indigo berusia 12 tahun itu mengaku bahwa sebelum lahir kembali ke dunia, dirinya adalah seorang prajurit perang kerajaan China. Bahkan meskipun tak pernah diajari, Jati mampu menulis dengan menggunakan aksara China Kuno.

Suatu kali, anak ber-IQ 127 itu bisa mengetahui lebih dahulu dari siapapun saat neneknya akan meninggal dunia. Dalam kesehariannya pun, Jati mengaku kerap melihat berbagai jenis makhluk halus di sekitarnya. Jati mengatakan bahwa kebanyakan dari 'mereka' berwajah menakutkan seperti yang ada di film The Sixth
Sense.

Vincent Liong. Mahasiswa dari sebuah fakultas psikologi di salah satu universitas swasta ini mengaku tak suka disebut sebagai anak indigo. Bahkan di sebuah acara televisi lokal, mahasiswa cerdas ini menguraikan rumus temuannya yang dinamakan Dekon Kompatologi.

Dekon kompatologi temuan Vincent ini adalah sebuah rumus, yang mengurai elemen-elemen tubuh manusia untuk kemudian didekonstruksi. Gunanya adalah untuk menyembuhkan penyakit dan membuat kualitas hidup lebih baik.

Namun, ternyata begitu banyak orang di sekelilingnya yang kontra dengan Vincent, baik berkenaan dengan teorinya, maupun faktor idiosinkratis pribadinya. Bahkan, ada sebagian kawannya yang menyatakan bahwa cepat atau lambat, Vincent akan masuk Rumah Sakit Jiwa.

Dari beberapa milis yang beredar, diketahui bahwa beberapa klien Vincent mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan karena berurusan dengan Vincent dan rumus kompatologinya tersebut. Entah benar atau tidak, tapi sejumlah orang di sekeliling Vincent mengakui bahwa pada kenyataannya tulisan-tulisan mahasiswa itu memang sangat sukar dipahami, sekalipun dalam bahasa sehari-hari.

Kisah anak angkat Mama Lauren yang bisa terawang kematian.

Beby Djenar merupakan anak angkat dari almarhum Laurentia Pasaribu atau yang lebih dikenal sebagai Mama Lauren. Beby dikenal sebagai salah satu orang mempunyai kemampuan indra keenam karena bisa melihat hal-hal yang akan terjadi.

Beby dikenal sebagai peramal kartu tarot dan sebenarnya merupakan murid dari Mama Lauren yang akhirnya sangat menyatu dengan sang guru. Hal itu disebabkan sejumlah kesamaan yang dimiliki keduanya dalam profesi yang mereka jalani. Selain telah diberikan sejumlah ilmu warisan dari Mama Lauren, Beby juga sudah mulai membantunya melayani para pasien yang datang ke gurunya tersebut. Dirinya bahkan secara resmi mulai berpraktik menggantikan Mama Lauren dalam setahun terakhir sebelum sang guru meninggal dunia akibat penyakit paru-paru dan gangguan jantung.

Salah satu hal yang paling menunjukkan kemampuan Beby dalam bidang parapsikologi adalah ketika dirinya mendapat firasat akan kematian Mama Lauren sendiri. Dirinya mengatakan bahwa sebelum berpulang, Mama Lauren sempat tiga kali meminta Beby untuk melakukan ramalan untuk dirinya.

Namun Beby menolak ketiga permintaan tersebut, karena dirinya sudah tahu bahwa gurunya itu akan memintanya melihat kematian Mama Lauren sendiri. Selain itu, tanpa perlu menerawang, Beby sendiri mengaku sudah berfirasat akan kematian ibu angkatnya tersebut.

Info terkini tentang Beby dan kemampuan indra keenamnya adalah ketika dirinya melakukan penerawangan terhadap sahabatnya, Olga Syahputra. Menurutnya, Olga memang sedang menerima ujian berat dalam hidupnya. Namun, dirinya juga menjelaskan bahwa Olga sendiri mampu menjalani ujian ini.Beby mengaku sudah beberapa kali memimpikan Olga. Hal itu lah yang membuatnya tergerak untuk menjenguk Olga, yang sedang dirawat di Mount Elizabeth Hospital di Singapura.