Secara kultur, pada banyak kelompok masyarakat zaman dahulu, salah satu motif utama poligini adalah penegasan akan status sosial. Jadi relatif ‘tabu’ bagi seorang pemimpin (entah itu kepala suku Indian, kaisar China atau seorang raja di Eropa) untuk hanya beristri satu. Dan adalah sebuah kebanggaan bagi sang wanita (juga keluarganya) untuk masuk dalam lingkaran poligami seperti ini (baik sebagai permaisuri, selir, dayang atau bahkan istri ke-27) karena itu berarti yang bersangkutan masuk ke dalam lingkungan ‘bukan orang sembarangan’.
Poliandri jauh lebih jarang. Konon, dulu sekali, salah satu penyebabnya adalah kondisi alam yang sangat tidak kondusif. Bagi kelompok masyarakat yang hidup dengan natural resources (sumber daya alam) yang sangat terbatas, soal ‘makan apa hari ini’ adalah urusan pelik. Lalu orang berpoliandri, karena cara ini dianggap efektif dalam menekan angka kelahiran (jumlah mulut yang harus diberi makan). Jadi maksudnya semacam trik KB (Keluarga Berencana).
Istilah menurut Wikipedia
Poligami adalah sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yg bersamaan. Dalam antropologi sosial, poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan). Hal ini berlawanan dengan praktik monogami yang hanya memiliki satu suami atau istri.
Jenis poligami
- Poligini merupakan sistem perkawinan yang membolehkan seorang pria memiliki beberapa wanita sebagai istrinya dalam waktu yang bersamaan.
- Poliandri adalah sistem perkawinan yang membolehkan seorang wanita mempunyai suami lebih dari satu orang dalam waktu yang bersamaan.
- Pernikahan kelompok (bahasa Inggris: group marriage) yaitu kombinasi poligini dan poliandri.
Selanjutnya➠ Istilah sosial : Poligami, Poligini, dan Poliandri (2)