Sabtu, 26 Maret 2016

Menelisik Bait ke-167 Jangka Jayabaya

Double-click
Select to translate
Bait ke–167 adalah : ..waskita pindha dewa bisa nyumurupi lahire mbahira, buyutira, canggahira pindha lahir bareng sadina ora bisa diapusi marga bisa maca ati wasis, wegig, waskita, ngerti sakdurunge winarah bisa pirsa mbah-mbahira angawuningani jantraning zaman Jawa ngerti garise siji-sijining umat Tan kewran sasuruping zaman [..mengetahui hal-hal rahasia seperti Dewa dapat mengetahui lahirnya kakek, buyut dan canggah anda seolah-olah lahir di waktu yang sama tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati bijak, cermat dan sakti mengerti sebelum sesuatu terjadi mengetahui leluhur anda memahami putaran roda zaman Jawa mengerti garis hidup setiap umat tidak khawatir tertelan zaman]

Pembahasan ini berfokus ke Ramalan Jayabaya yang berasal dari Jangka Jayabaya atau sekarang ini dikenal dengan Ramalan Jayabaya. Ramalan Jayabaya ini sebenarnya bukan Ramalan akan tetapi bersumber dari kejadian2 yang masih berwujud gaib di dimensi alam gaib, dan dapat diketahui sebelum terjadi di alam nyata oleh Raja Jayabaya, dengan menggunakan “Ilmu Weruh Sadurunge Winarah” untuk mengetahui rahasia ciptaan-Nya yang belum terjadi di alam nyata ini. Dari sinilah sebenarnya perbedaannya dengan Ramalan. Ramalan dilakukan dengan jalan menerka-nerka, ada yang memakai perhitungan dan juga bisa berdasarkan catatan-catatan kejadian-kejadian yang dominan terjadi.


Prabu Jayabaya, peramal ulung dari Jawa
 Ramalan Jayabaya sudah dikenal pada umumnya dan dikenal oleh banyak Orang. Jangka Jayabaya dikategorikan kedalam Ramalan oleh Orang2 sebagai Ramalan adalah tidak benar (Salah), karena ilmu yang digunakan untuk mendapatkan dan untuk mengetahui kejadian2 yang belum terjadi bukan ilmu Ramalan. Perubahan yang sudah diakui umum ini sebenarnya menjadi salah kaprah di jaringan Internet dan Umum, semoga dengan catatan ini kita dapat meluruskan kesalahan yg nyaris tidak terlihat dan terasa ini.

Suatu kejadian yang akan datang (sebelum terjadi) dapat diketahui karena kejadian2 masa yang akan datang itu sebenarnya sudah diciptakan oleh Tuhan Maha Pencipta masih berwujud gambar gaib yang berada di dimensi Alam Gaib. Manusia akan dapat mengetahui sebelum kejadian2 itu menjelma menjadi kenyataan pada dunia nyata ini atau dalam dunia materi nyata dengan ilmu Weruh Sadurunge Winarah. Gambar gaib itu akan terjadi hanya tinggal menunggu Momentum kejadian2 yang nyata, yaitu pasti akan terjadi pada dunia materi nyata yang Kita tempati ini, dan hanya tinggal tunggu waktunya saja.


Jangka di pembahasan ini bukanlah jangka untuk membuat lingkaran. Kata ‘Ramalan Jayabaya’ sebenarnya sudah berbeda dengan maksud dan arti aslinya yaitu Jangka Jayabaya. Ramalan Jayabaya sebenarnya bukan Ramalan karena berbeda cara untuk mengetahui dan cara mendapatkannya dengan Ramalan, akan tetapi merupakan usaha Raja Jayabaya untuk mengetahui Ciptaan-Nya yang masih dalam bentuk gambar gaib di Dimensi Alam Gaib dengan ilmu Weruh Sadurunge Winarah, jadi sebenarnya tidak dapat disebut sebagai ramalan, tapi merupakan berita gaib dari Dimensi Alam Gaib dan lebih tepat adalah “Jangka Jayabaya”.

Usaha2 semacam ini sebenarnya tidak dapat disebut mendahului kehendak Tuhan karena kejadian2 sebelum terjadi di Dunia nyata Kita ini sebenarnya sudah diciptakan oleh Tuhan yang Maha Pencipta masih berwujud gambar Gaib dan masih berada di tempat Dimensi alam Gaib. Dengan usaha Manusia yang punya kelebihan diatas rata-rata yaitu dengan ilmu Weruh Sadurunge Winarah tingkat tinggi akan dapat diketahui.

Hati dan Otak (pikiran Manusia) sebenarnya keduanya bergetar (beresonansi) yaitu kedua- duanya bersuara saling bicara untuk berbagai banyak hal dan masalah kehidupan sehingga Hati dengan Otak selalu berinteraksi untuk urusan-urusan kehidupan selama Manusia itu terjaga (tidak tidur), sehingga dapat dibaca dan didengar oleh Orang-orang Waskita yang berilmu tingkat tinggi yang mencapai kepekaan yang benar-benar sensitif, yaitu suatu gabungan alamiah dari beberapa ilmu yang dimiliki Orang itu, juga ada hal-hal lain yang dapat menunjang Kepekaan.

Beberapa hal itu di antaranya adalah :1. Bicara yang baik. tidak membicarakan kejelekan orang, memegang janji, tidak mengumpat dll. 2. Jujur. tidak berbohong, tidak menipu, tidak mencuri, dll. 3. Berlaku benar. tidak melanggar Hukum, tidak melakukan kesalahan dll. 4. Bijaksana. tidak berat sebelah, tidak pilih kasih, cermat menimbang segala permasalahan dan bertindak adil dalam mengambil keputusan. 5. Makan dari rejeki Halal. untuk dapat Uang dengan jalan yang dihalalkan Agama dan Hukum. 6. Makanan dan minuman yang Halal. memakan makanan dan minuman yang dihalalkan Agama dan tidak memakan makanan yang diharamkan Agama. 7. Selalu ingat pada Tuhan (Zikir). Zikir dengan hitungan tertentu, Zikir tanpa hitungan dan Zikir cara lain juga yaitu yang di lihat, yang dirasakan, yang dipikirkan, yang dikerjakan (untuk kebaikan) dan banyak hal lagi lainnya untuk selalu ingat kalau semuanya ciptaan-Nya. Sering memohon ampunan pada Tuhan, dsb.

Mengapa di bait 167 ini disebutkan bisa membaca isi Hati? Hati sebenarnya merupakan pasangan dari Otak untuk mengolah berbagai persoalan dan data, sedang yang ambil peran utama dalam tindakan adalah Hati, karena Hati merupakan Hakim pengambil keputusan yang akan diwjudkan menjadi tindakan nyata pada sistem hukum yang bekerja dalam diri Manusia. Semua tindakan yang memutuskan adalah Hati dan Otak yang bertugas untuk mengkoordinir dan mengatur strategi tindakan yang akan diwujudkan menjadi tindakan nyata berupa tindakan buruk maupun baik, termasuk juga tindakan diam (tidak melakukan apapun).

Jika pikiran berkecamuk terus di Otak dan selalu tetap protes pada Hati, karena hati enggan untuk menyetujui suatu hal perkara dan pikiran terus berkecamuk mengajukan protes. Hati belum mengambil keputusan untuk menyetujui tidak akan ada tindakan nyata, jikalau pikiran tetap mengolah masalah dengan berbagai alasan dan pertimbangan, Otak terus berfikir bertentangan dengan Hati maka akan terjadi Stress. Akibat Stress bisa juga dari sebab keputusan Hati atas kemenangan Pikiran dan bertentangan dengan Hati Nurani gejalanya ini adalah merasa bersalah, benci atau dendam.

Ilmu “Weruh Sadurunge Winarah”
Ilmu “Weruh Sadurunge Winarah” atau tahu kejadian2 sebelum terjadi sebenarnya ilmu Piningit (Ilmu Tersembunyi) atau ilmu yang disembunyikan oleh pemiliknya karena untuk mendapat ilmu Weruh Sadurunge Winarah tidak sembarang Orang dapat untuk mempelajari dan mendapatkannya. Ilmu Weruh Sadurunge Winarah hanya dapat dipelajari oleh orang tertentu saja yaitu orang yang memenuhi syarat tertentu, diantaranya yaitu orang yang Sehat Jasmani dan Rohani, Berbakat dan yang Berkemauan Keras tidak mudah putus asa.

Untuk belajar ilmu Weruh Sadurunge Winarah ini yang harus ditempuh adalah dengan belajar ilmu Penerawangan Gaib terlebih dahulu sebelum belajar ilmu Weruh Sadurunge Winarah. Seiring dengan berjalannya waktu sesuai dengan kemampuan masing2 Orang jika sudah mumpuni dan berbakat untuk mencapai tingkat lebih tinggi bisa dilanjutkan dengan Lelaku menempuh Ilmu khusus dan lebih tinggi tingkatannya yaitu ilmu Weruh Sadurunge Winarah, dengan Lelaku yang sudah ditetapkan dan Lelaku harus di jalani. Ilmu Weruh sadurunge winarah ini sebenarnya merupakan perkembangannya dari “ilmu Penerawangan Gaib”, dan merupakan pencapaian puncak tertinggi Ilmu Penerawangan Gaib.

Raja Jayabaya dapat mencapai Ilmu Weruh Sadurunge Winarah pada tingkat Tertinggi sampai jaman sekarang ini tahun 2013 di Pulau Jawa belum ada yang dapat menandingi ilmu yang dapat Beliau capai. Ilmu Weruh Sadurunge Winarah yang dapat dicapai oleh Raja Jayabaya sampai jaman sekarang ini belum ada Seorangpun yang berilmu melebihi tingginya Ilmu Weruh Sadurunge Winarah yang pernah dapat capai oleh Raja Jayabaya, dan kemungkinan besar yang dapat menandingi dan lebih dari Ilmu yang dicapai oleh Raja Jayabaya adalah Ratu Adil, karena dalam ramalannya termasuk paling istimewah.

lmu Weruh Sadurunge Winarah dapat digunakan untuk :
  • Kejadian-kejadian yang belum terjadi sebenarnya sudah diciptakan oleh Tuhan dan masih tersimpan di Alam Gaib dan masih berada dalam Dimensi Alam Gaib, untuk mengetahui kejadian-kejadian yang belum menjadi nyata itu diperlukan ilmu Weruh Sadurunge Winarah.
  • Kejadian-kejadian yang sudah pernah terjadi tidak akan hilang akan tetapi masih tetap tidak berubah berganti menjadi gambar gaib lagi seperti sebelumnya yaitu kembali ke Dimensi Alam Gaib, dan dapat diketahui dengan ilmu Weruh Sadurunge Winarah, perbedaannya adalah pada waktu kejadian-kejadiannya sudah pernah terjadi di alam nyata.
  • Mengetahui kejadian-kejadian sedang berlangsung, yaitu dapat untuk mengetahui kejadian-kejadian yang sedang berlangsung terjadi ditempat jauh yaitu ditempat lain, kegunaan ini sama dengan kegunaan Ilmu Penerawangan Gaib, akan tetapi gambarnya lebih jelas dan lebih realis karena ilmunya sudah lebih tinggi dari Ilmu Penerawangan gaib.
Ilmu Weruh Sadurunge Winarah sebenarnya menggunakan indera ke-6 atau mata ketiga pada Chakra kening (Chakra Ajna) dan dari bentuk gambar gaib yang berupa energi gaib dari dimensi Alam Gaib kemudian diproyeksikan menuju satu titik dalam Otak, dalam Otak dirubah untuk menjadi susunan gambar-gambar hidup yang dapat dimengerti oleh Otak hingga gambar gaib itu menjadi gambar jelas seperti gambar 3 Dimensi dan dapat dimengerti. Untuk mendapat ilmu ini melalui tempuh lelaku yang berat terutama tatacaranya jaman dahulu yaitu pada jaman Kerajaan Hindu Jawa.

Setelah kedatangan para Wali di Pulau Jawa (sembilan Wali) Agama Islam, dari tatacara yang kuno atau yang asli dari jaman Agama Hindu dirubah oleh Para Wali disesuaikan dengan jamannya, yaitu tatacaranya sudah tidak seberat jaman Hindu Jawa, termasuk perubahan Mantra-mantra juga ada yang disesuaikan dengan Agama Islam.

Meskipun sudah mengalami perubahan tatacara Lelaku pada jaman para Wali ini, perubahan dari jaman Wali ini untuk hidup Manusia jaman sekarang ini masih terasa sangat berat sehingga Orang-orang yang memegang ilmu ini mengadakan pembaharuan tatacaranya lagi disesuaikan dengan jaman sekarang ini.

Dari perubahan-perubahan yang diadakan sampai jaman sekarang ini, di jaman abad 21 terbagi menjadi 2 cara untuk belajar dan kedua cara ini memerlukan teknik pernafasan halus, yaitu :
  • Cara pertama adalah cara alamiah jalan ini diperlukan kerutinan berlatih dan biasanya tidak memerlukan puasa jika puasa biasanya yang ringan saja, cara ini termasuk cara Modern.
  • Cara kedua cara yang masih merupakan tatacaranya penerus dari tatacaranya Leluhur yang sudah disesuaikan dengan jaman dan biasanya masih dirubah tatacaranya oleh tiap-tiap Perguruan, maka dari dasar yang sama diadakan perubahan sedikit sehingga setiap Perguruan punya cara yang tidak sama dengan Perguruan lain. Tatacara yang masih mensyaratkan harus menjalani puasa dan masih termasuk puasa berat untuk ukuran jaman sekarang ini. Mantra-mantra dari yang asli jaman Agama Hindu sampai jaman peralihan ke Agama Islam masih ada dan masih digunakan.
Ilmu Weruh Sadurunge Winarah yang dicapai Raja Jayabaya sebenarnya bisa disetarafkan dan bahkan ada yang mengatakan lebih dengan apa yang dicapai oleh Para Nabi dan Rosulullah di daerah Timur Tengah yaitu Nubuat Para Nabi dan Rasulullah. Perbandingan yang mengatakan lebih dari Nubuat Para Nabi dan Rosul adalah dengan membandingkan bukti kejadian-kejadian Ramalan Jayabaya sudah terbukti banyak yang menjadi kenyataan dan sudah mencapai diatas 100 ramalan terbukti nyata.

Sebenarnya memercayai Ramalan Jayabaya tidak termasuk syirik dan tidak berbeda dengan mempercayai Nubuat Nabi dan Rasul.Lain dan berbeda jika mempercayai Ramalan Para Dukun dan Para peramal instant (Peramal amatir) yang mungkin saja bisa terjatuh kedalam kesyirikan, karena bisa juga cara yang dilakukan cara syirik. Hasil dari Ilmu Weruh Sadurunge Winarah dengan Jangka Jayabaya-nya sebenarnya benar-benar jauh dari kesyirikan dan untuk mempercayai ramalan Jayabaya sebenarnya tidak syirik karena yang ditempuh adalah jalan Tuhan yaitu mengetahui dari Ciptaan-Nya yang masih berwujud Gaib.

Kitab Primbon Jawa
Orang Jawa mayoritas memercayai Perhitungan Primbon Jawa dan ramalan Primbon Jawa terutama adalah Orang-orang di Pedesaan dan Orang-orang di Kota-kotapun juga menggunakan Perhitungan Primbon Jawa terutama adalah hal yang berhubungan dengan kepentingan jalannya hidup di Dunia ini. Mengapa hal yang berbau Ramalan ini dipercaya mayoritas Suku Jawa, tak lain adalah akibat jika tidak menggunakan Perhitungan Primbon Jawa akan berakibat tidak baik bahkan bisa terjadi kesialan dan malapetaka, sebaliknya jika melaksanakan Perhitungan Primbon Jawa hidupnya akan Selamat dan Sentosa.

Saat ini sudah berlangsung agak lama Generasi Muda kadar kepercayaan terhadap Kitab Primbon tidak seperti generasi sebelumnya, akan tetapi masih banyak yang percaya perhitungan Primbon Jawa. Pedoman Primbon Jawa merupakan Buku Pedoman Adiluhung peninggalan Leluhur Jawa asli. Keakuratan Perhitungan dan kebenaran hasil dari Hitungan Ramalan dapat mencapai akurasi nilai prosentasi yang tinggi, dan darisinilah Primbon dapat dipakai sebagai Buku Pedoman untuk kelangsungan Hidup Manusia di Dunia ini. Tidak semuanya dapat Kita praktekkan akan tetapi untuk hal-hal penting sebaiknya menggunakan Perhitungan Primbon.

Isi Kitab Primbon berisi hal yang menyangkut tatacaranya keperluan-keperluan kehidupan dari hal-hal yang bisa sampai hal-hal yang Penting untuk Kehidupan, banyak hal dibukukan pada Buku Primbon Jawa. Sebenarnya Primbon Jawa juga memperhatikan pengaruh peredaran Bintang-bintang dan benda-benda langit terhadap kehidupan di Bumi untuk menuju keharmonisnya hidup di Dunia ini supaya selaras dengan tatanan Jagadraya sesuai hukum alam yang juga sesuai dengan Pedoman “Senjata Trisula Weda”. Dari peredaran benda-benda langit dapat diprediksi apa yang akan terjadi di kehidupan di Bumi ini, baik itu bencana alam termasuk gempa Bumi, kepemimpinan Negara, keadaan sandang pangan (ekonomi), perubahan kehidupan dsb.

Di bawah ini adalah pengelompokan isi Pedoman Primbon Jawa untuk berbagai keperluan, yaitu :
  • Bulan rahayu, bulan-bulan baik untuk melakukan sesuatu.
  • Pantangan bulan, bulan-bulan larangan untuk hajad Nikah.
  • Pindah Rumah, perhitungan untuk memilih hari dan bulan yang baik.
  • Tanda-tanda dan sifat Wanita yang baik, yaitu tanda-tanda bentuk lahiriah (katuranggan).
  • Perhitungan pasangan Suami Istri, jumlah kedua weton.
  • Perhitungan Pernikahan, jumlah hari dengan Pasaran.
  • Keselamatan untuk keturunan, panduan untuk melakukan hubungan suami istri.
  • Berbagai Sesaji, dan maksud tujuannya.
  • Cara memilih Burung Perkutut yang baik (Katuranggan).
  • Ramalan gerhana Matahari, yaitu pengaruh kejadian-kejadian terhadap kehidupan di Bumi.
  • Ramalan gerhana Bulan, yaitu pengaruh kejadian-kejadian terhadap kehidupan di Bumi.
  • Ramalan muncul-nya Bintang berekor (Komet), yaitu pengaruh kejadian-kejadian terhadap kehidupan di Bumi
Ulasan di atas hanya sebagian kecil saja dari bagian pokok2 isi Primbon Jawa yang saya sebutkan. Sebenarnya Leluhur Suku Jawa sudah memberikan Pedoman dan tatacara Hidup didunia ini agar Hidup didunia ini Selamat terhindar dari malapetaka dan terhindar dari kesialan Hidup. Leluhur Suku Jawa sebenarnya sudah memberi peninggalan Kitab Primbon Jawa yang Adiluhung untuk pedoman Hidup agar Keturunannya hidup Damai dan sejahtera, selaras juga Harmonis dengan Alam dan Jagad raya. Primbon Jawa ini hampir sama dengan Primbon yang ada di Pulau Bali karena menurut sejarah Leluhur Orang Bali berasal dari Pulau Jawa terutama dari Kerajaan Majapahit dan juga berasal dari Kerajaan-kerajaan lainnya, isi Primbon banyak kesamaannya.

Penyusunan Kitab Primbon adalah Himpunan Karya Sastra Para Pujangga Leluhur Jawa yang disusun dari Catatan-catatan Para Leluhur Suku Jawa dan merupakan catatan-catatan Para Pujangga dari Orang-orang Waskita dan Spiritualis yang mumpuni termasuk juga dari catatan-catatan Raja Jayabaya. Kitab Primbon Jawa berbahasa Jawa Kuno dan bertuliskan huruf Jawa Kuno dan sekarang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia jaman sekarang.

Sekarang marilah kita Renungkan apakah Kita akan meninggalkan begitu saja Pedoman Buku Primbon Jawa yang Adiluhung ini? Benarkah kata-kata Orang-orang yang mengatakan Syirik? Sebenarnya memakai Pedoman Primbon Jawa yang isinya tidak mengajarkan ajaran menyembah makhluk halus, tidak menyembah Jin dan tidak juga menyembah arwah Leluhur, juga tidak menyembah Bumi, Matahari dan tidak menyembah Langit, akantetapi mengajarkan hidup rukun dan damai tidak saling mengganggu hidup berdampingan dengan sesama makhluk Ciptaan-Nya pada semua dimensi.

Isi Kitab Primbon Jawa mengajarkan mengakui keberadaannya sesama makhluk ciptaan Tuhan dan mengajarkan tatacara menghargai keberadaannya dan menghormati sesama makhluk ciptaan Tuhan Semesta Alam dengan cara-cara tertentu, akan tetapi tidak mengajarkan memuja atau menyembah, hal ini dilarang menyembah makhluk Ciptaan-Nya (tidak mengajarkan Syirik).

Hubungan menghargai keberadaannya dan menghormati sesama makhluk Ciptaan-Nya diantaranya adalah mengucapkan permintaan ijin, menghidangkan hidangan sesaji (sajen) untuk keperluan yang dimaksud dengan bentuk kata-kata biasa, dan juga masih ada lagi bentuk-bentuk lainnya. Sebagai perwujudan nyata pada keperluan tertentu diwujudkan dengan cara memberi Sesaji. Bangsa lain keturunan Bangsa China di Pulau Jawa sebenarnya juga menggunakan Pedoman Perhitungan Primbon Jawa disamping menggunakan Pedoman dari Leluhurnya dari Negara China yaitu Pedoman Hongsui.

Kitab Primbon Jawa isinya intinya sebenarnya adalah mengajarkan KeTuhanan Yang Maha Esa dan mengakui keberadaan Ciptaan-Nya, menghormati dan menghargai dalam Kehidupan di Dunia ini baik yang berupa ciptaan Gaib dan yang berupa ciptaan yang Nyata untuk hidup tenteram dan damai, harmonis dan selaras dengan Jagadraya. Jadi yang mengatakan Syirik adalah salah karena dari persepsi yang salah, tidak Syirik karena tidak terdapat ajaran untuk berpaling dari Tuhan, dan perlu diketahui yang benar adalah tidak Syirik.

Buku Primbon yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia walau banyak macam dan yang disajikan beragam, lain penterjemah beda sajiannya dan pada intinya sama. Perlu diketahui tiap-tiap penterjemah atau Penulis tidak sama, ada isi yang difokuskan hal tertentu sehingga Buku Primbon yang satu dengan yang Buku Primbon lainnya dapat saling melengkapi yaitu disatu Buku Primbon ada tapi tidak ada yang ada pada Primbon yang ditulis Penulis atau Penterjemah lainnya.


Ramalan berbeda dengan Jangka
Jangka adalah suatu usaha untuk mengetahui kejadian-kejadian yang akan terjadi dimasa depan dengan cara usaha Spiritual memohon kepada Tuhan yang Maha Pencipta untuk mengetahui rahasia kejadian-kejadian yang akan datang dengan menggunakan ilmu Weruh Sadurunge Winarah, jalannya sama yang ditempuh oleh Para Nabi dan Rasulullah kepada Tuhan, berupa Nubuat. Jangka dengan Ilmu Weruh Sadurunge Winarah yang dapat mempelajari dan mendapatkan ilmunya merupakan Orang-orang terpilih saja yaitu sehat Jasmani Rohani, punya bakat dan kemauan keras.

Ramalan adalah ilmunya yg dapat dipelajari mulai dari Ramalan instan sampai yang memerlukan ketajaman intuisi Peramal, ramalan ini dapat dipakai berulang-ulang karena berupa catatan atau bisa disebut Rumus ramalan dari hasil disusun dari pengamatan kejadian-kejadian yang dibukukan, hafalan diperlukan untuk para Peramalan. Ramalan mudah dipelajari oleh siapa saja.

Mempercayai Jangka Jayabaya atau Ramalan Jayabaya yang dikenal oleh kalangan luas sebagai Ramalan boleh dibilang tidak Syirik, yang menggebar-gemborkan Syirik sebenarnya dari hasil vonis yang terlalu mengada-ada dan dari hasil buruk sangka. Jangka Jayabaya sebenarnya bukan Mitos, bukan Takhayul, Untuk lebih jelas dan pasti bukti-bukti Jangka Jayabaya atau Ramalan Jayabaya kita dapat mengkonfirmasi kejadian2 yang sudah terjadi di alam nyata dan sudah banyak diakui keakuratan-nya oleh Orang banyak.


Kesimpulan
Sebagai Suku Jawa yang ditinggali Pedoman Buku Primbon Jawa yang Adiluhung hendaknya Kita suku Jawa menggunakan Perhitungan Primbon Jawa untuk berbagai keperluan penting seperti ; hari pernikahan, mendirikan rumah, buka usaha, dan keperluan-keperluan penting lainnya, karena semuanya adalah usaha untuk hidup Harmonis sesama makhluk Ciptaan-Nya dan juga selaras dengan Alam dan Jagadraya.

Langkah hidup ini lebih baik berhati-hati untuk melangkah kedepan supaya hidup di Dunia ini selamat terhindar dari malapetaka dan hidup menjadi tenteram dan damai. Sebenarnya Primbon Jawa disusun oleh Pujangga Para Leluhur Jawa dari himpunan sumber catatan-catatan Orang-orang Waskita yaitu Para Leluhur Jawa yang ahli Lelaku Spiritual dan ahli Tirakat yang sudah mumpuni ilmunya dan pencapaian pada taraf tinggi termasuk catatan2 dari Raja Jayabaya.

Sebenarnya Pedoman Primbon ialah suatu bentuk usaha Manusia untuk menyelaraskan kehidupan ini supaya Selaras dan Harmonis dengan kehidupan di Bumi dan Jagadraya, selain itu juga supaya selaras dengan ciptaan-Nya yang berada dalam dimensi alam gaib. Keselarasan ini meliputi Hidup Selaras dan Harmonis dengan sesama Ciptaan-Nya yaitu hubungan secara Horisontal hidup tenteram dan Damai dengan sesama semua makhluk ciptaan Tuhan, baik yang berada pada Dunia nyata maupun yang berada di Dimensi alam Gaib.

Sumber : dari sana-sini