Bendera setengah tiang adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kegiatan pengibaran bendera yang di kibarkan di separuh tiang. Di banyak negara, hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, berkabung atau kemalangan. Tradisi mengibarkan bendera setengah tiang sudah dimulai pada abad ke-17. Hal ini dipercaya bisa membuat "
bendera kematian yang tak terlihat" berkibar di puncak tiang yang menandakan kehadiran orang mati.
|
Bendera setengah tiang |
Di beberapa negara, misalnya di Britania Raya, bendera kerajaan tidak pernah dikibarkan setengah tiang karena selalu ada raja/ratu yang akan menggantikan pendahulunya yang telah wafat. Ketika akan mengibarkan bendera setengah tiang, bendera tersebut harus digerek hingga mendekati finial (puncak tiang) untuk beberapa saat, kemudian baru diturunkan menjadi setengah tiang, begitu juga ketika hendak diturunkan, bendera tersebut harus dinaikkan mencapai puncak tiang dan kemudian baru diturunkan separuhnya.
Bendera setengah tiang di Indonesia
Bendera Indonesia dikibarkan setengah tiang saat peristiwa-peristiwa berikut:
- Pada tanggal 10 November, untuk memperingati gugurnya pahlawan Indonesia dalam Pertempuran Surabaya pada masa Perang Kemerdekaan
- Setelah tsunami dan gempa bumi Samudera Hindia 2004 di Aceh
- Setelah kematian mantan presiden, misalnya: bendera setengah tiang dikibarkan selama seminggu setelah kematian Presiden Soekarno, Soeharto, dan Abdurrahman Wahid,
- Pada hari berkabung nasional lainnya. Pada masa Presiden Soeharto bendera setengah tiang juga dikibarkan untuk mengenang peristiwa Gerakan 30 September 1965, namun setelah Soeharto lengser tidak dilakukan lagi di Indonesia.