Sabtu, 26 Maret 2016

Menelisik Bait ke-167 Jangka Jayabaya

Double-click
Select to translate
Bait ke–167 adalah : ..waskita pindha dewa bisa nyumurupi lahire mbahira, buyutira, canggahira pindha lahir bareng sadina ora bisa diapusi marga bisa maca ati wasis, wegig, waskita, ngerti sakdurunge winarah bisa pirsa mbah-mbahira angawuningani jantraning zaman Jawa ngerti garise siji-sijining umat Tan kewran sasuruping zaman [..mengetahui hal-hal rahasia seperti Dewa dapat mengetahui lahirnya kakek, buyut dan canggah anda seolah-olah lahir di waktu yang sama tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati bijak, cermat dan sakti mengerti sebelum sesuatu terjadi mengetahui leluhur anda memahami putaran roda zaman Jawa mengerti garis hidup setiap umat tidak khawatir tertelan zaman]

Pembahasan ini berfokus ke Ramalan Jayabaya yang berasal dari Jangka Jayabaya atau sekarang ini dikenal dengan Ramalan Jayabaya. Ramalan Jayabaya ini sebenarnya bukan Ramalan akan tetapi bersumber dari kejadian2 yang masih berwujud gaib di dimensi alam gaib, dan dapat diketahui sebelum terjadi di alam nyata oleh Raja Jayabaya, dengan menggunakan “Ilmu Weruh Sadurunge Winarah” untuk mengetahui rahasia ciptaan-Nya yang belum terjadi di alam nyata ini. Dari sinilah sebenarnya perbedaannya dengan Ramalan. Ramalan dilakukan dengan jalan menerka-nerka, ada yang memakai perhitungan dan juga bisa berdasarkan catatan-catatan kejadian-kejadian yang dominan terjadi.

Selasa, 08 Maret 2016

Istilah sosial : Poligami, Poligini, dan Poliandri (1)

Istilah sosial ini pernah membuat saya bingung, apalagi menjalaninya.. 😀

Poligami (polygamy) adalah perkawinan yang terdiri lebih dari sepasang suami-istri. Artinya, poligami bisa berupa poligini (polygyny) di mana satu laki-laki dengan lebih dari satu istri, atau yang sebaliknya, poliandri (polyandry) yaitu satu wanita dengan lebih dari satu suami. Jadi jika si A yang sudah beristri menikah lagi, di sini yang berpoligami bukan si A saja, akan tetapi juga masing-masing (baca: semua) istrinya !