Rabu, 18 Februari 2015

Dewasa Bersosial Media

Double-click
Select to translate

Tingkat kedewasaan seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan usianya. Mereka yang lebih tua belum tentu lebih dewasa. Lalu, bagaimana mengukur tingkat kedewasaan seseorang ?

Tono sering sebel kalau teman-temannya berkomentar, "kamu kok enggak dewasa gitu, sih ?” Atau nyokapnya (ibunya) juga pernah komentar, ’Tono kamu kan sudah gede, dewasa dikit dong!"

Kita mungkin pernah menghadapi situasi seperti yang dialami Tono. Atau kita sendiri sudah bosan dikatakan anak-anak, ingin dianggap dewasa. Dibilang anak-anak ogah, dibilang dewasa juga masih bingung. Memang dewasa itu seperti apa ya ?

Berikut ini ada beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kedewasaan seseorang.

Intelektual: Secara intelektual, kita dikatakan dewasa dilihat dari kemampuan kita membentuk pendirian. Artinya, kita memiliki pendirian atau prinsip yang jelas sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh situasi yang menuntut kita untuk bersikap, namun tetap memperhatikan pendapat orang lain meskipun tidak bersandar pada pendapat itu. Kemampuan mengambil keputusan sendiri dengan tegas dan bebas berdasarkan bukti, alasan nyata, dan nasihat baik dari orang lain, serta bertanggung jawab dengan segala keputusan kita. Tidak bingung jika ada masalah, tapi dianalisis sebab-sebabnya sehingga bisa dicari kemungkinan-kemungkinan penyelesaiannya.

Emosional:Secara emosional, kita dikatakan sebagai orang dewasa ditandai dengan kemampuan menerima emosi dan menguasainya secara wajar. Artinya, apapun emosi yang sedang kita alami, kita tetap dapat menguasai dan mengelolanya dengan baik. Tanpa dipengaruhi rasa takut dan gelisah. Kita bisa mengontrol emosi sehingga tidak merugikan orang lain. Oleh karena itu, pada dasarnya orang dewasa juga memiliki kecerdasan emosi yang cukup tinggi.

Sosial:Secara sosial, kedewasaan tampak dari keterbukaan terhadap orang lain. Sanggup membuat persahabatan. Tidak bergantung kepada siapapun, tapi bukan berarti kita tidak butuh orang lain. Kita dapat menyesuaikan diri dan hormat dengan hukum, kebiasan, dan adat istiadat masyarakat di manapun kita berada.

Moral:Secara moral, kedewasaan berarti kesetiaan kita pada asas-asas moral dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari. Pada umumnya semakin dewasa seseorang, akan semakin mementingkan orang lain daripada diri sendiri.

Spiritual: Kedewasaan spiritual tampak dari keyakinan yang tidak sempit. Kita mampu bergaul dan membina hubungan baik dengan orang-orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Jika hal itu sudah tercapai, kita akan memiliki kemampuan mencintai orang lain tanpa batas-batas agama, ras, suku atau golongan.

Apakah seseorang yang disebut dewasa lantas meninggalkan segala bentuk keceriaan, kegembiraan, dan kegairahan hidup? Orang dewasa tidak harus selalu bersikap serius. Adakalanya orang dewasa juga bersikap jahil dan senang bercanda untuk memecahkan kebekuan atau menurunkan ketegangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar